Kendatipun banyak mufassir mengatakan bahwa secara bilogis anatomi tubuh laki-laki cenderung lebih besar dan kuat dari pada perempuan, tetapi secara psikologis keduanya sama-sama memiliki keitimewaan. Menurut Prof. Reek, seorang pakar psikologi Amerika, sebagaimana dikutip Quraish Shihab, menyatakan hasil penelitian tentang keistimewaan laki-laki dan perempuan dari segi kejiwaannya, antara lain sebagai berikut:[1]
1. Laki-laki biasanya merasa jemu untuk tinggal berlama-lama di samping kekasihnya. Berbeda dengan wanita, ia merasa nikmat berada sepanjang saat bersama kekasihnya.
2. Laki-laki senang tampil dalam wajah yang sama setiap hari. Berbeda dengan perempuan yang setiap hari ingin bangkit dari pembaringannya dengan wajah baru. Itu sebabnya mode rambut dan pakaian perempuan sering berubah, berbeda dengan laki-laki.
3. Sukses di mata laki-laki adalah kedudukan sosial terhormat serta penghormatan dari lapisan masyarakat, sedangkan bagi perempuan adalah menguasai raga kekasihnya dan memilikinya sepanjang hayat. Karena itu, di masa tuanya, laki-laki merasa sedih karena sumber kekuatan telah tiada, yakni kemampuan untuk bekerja. Sang perempuan merasa senang dan rela karena bisa di rumah bersama suami dan cucunya.
4. Kalimat yang paling indah didengar oleh perempuan dari laki-laki, "Kekasihku, aku cinta padamu”, sedangkan kalimat yang indah diucapkan oleh perempuan kepada laki-laki yang dicintainya adalah, "Aku bangga padamu”.
Selain itu, juga ada pernyataan Cleo Dalon mengenai dua hal penting tentang wanita yang juga dikutip oleh Quraish Shihab, sebagaimana berikut:[2]
1. Perempuan lebih suka bekerja di bawah pengawasan orang lain.
2. Wanita ingin merasakan bahwa ekspresi mereka mempunyai pengaruh terhadap orang lain serta menjadi kebutuhan orang lain.
Dengan adanya perbedaan psikis di atas, sepintas memang dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki perasaan yang lebih halus dibanding laki-laki. Secara umum hal itu memang sejalan dengan petunjuk Qs. an-Nisaa ayat 34, yakni kelebihan yang ada pada diri laki-laki lebih berpotensi untuk menjadi pemimpin. Namun demikian, bukan berarti keistimewaan atau kelebihan perempuan yang berupa perasaan yang lebih halus dari laki-laki merupakan kelemahan. Bahkan kelebihan tersebut merupakan keistimewaan yang sangat dibutuhkan dalam keluarga khususnya dalam memelihara dan mendidik anak, dan hal itu hampir tidak dimiliki oleh laki-laki. Dengan demikian berarti tidak wajar ketika kelebihan laki-laki atas perempuan menjadikan perempuan lemah, sebab perempuan juga memiliki kelebihan yang tidak ada pada diri laki-laki.
0 komentar:
Posting Komentar