Berbeda dengan sains modern pada umumnya yang memandang kehidupan manusia dimulai dengan pembuahan setelah pertemuan dengan sel telur dan sperma, Islam dalam hal ini psikologi Islam percaya bahwa kehidupan manusia dimulau jauh sebelumnya, yaitu saat terjadinya penciptaan ruh manusia dizaman azali, lebih jauh psikologi Islam juga berpendapat bahwa rentang kehidupan manusia tidak hanya sebatas pada meninggalnya, tetapi jauh sesudahnya, yaitu kehidupan akherat.
Pembahasan mengenai kehidupan akherat relevan dengan psikologi Islam karena perilaku manusia banyak dimotivasi oleh persepsinya tentang hari akhir. Maka kehidupan manusia secara general dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kehidupan pra-kelahiran, kehidupan dibumi, dan kehidupan pasca kematian. Bagian ini akan mengungkap bagian perkembangan pra-kelahiran, atau anak ketika masih berada di dalam kandungan yang secara umum dikenal dengan pra-natal.
Secara umum pengertian pra-natal berasal dari kata pra yang berarti sebelum dan natal yang artinya kelahiran. Jadi, pengertian pra-natal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan dengan hal-hal atau keadaan sebelum melahirkan.[1]
Kalau melihat pengertian di atas selanjutnya berbunyi “yang berkaitan atau bersangkutan dengan hal-hal atau keadaan sebelum melahirkan”. Berarti sebelum melahirkan ada sesuatu yang menunjukkannya sesuatu proses panjang. Hal ini mengandung dua arti, hal-hal yang dimulai pada masa konsepsi sampai melahirkan, sedangkan yang kedua dimulai masa pemilihan jodoh, itu merupakan hal-hal yang berkaitan denan sebelum kelahiran.
Dalam al-Qur'an dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 221 Allah berfirman:
و لا تنكحوا المشركات حتى يؤمنّ و لأمة مؤمنة خير من مشركة و لو أعجبتكم و لا تنكحوا المشركين حتى يؤمنوا و لعبد مؤمن خير من مشرك و لو أهجبكم
Dan janganlah kamu nikahi perempuan-perempuan musyrik, sebelum mereka beriman, sesungguhnya hamba sahaya lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menajubkan kamu, dan janganlah kamu kawinkan (perempuan muslim) dengan laki-laki musyrik, sesungguhnya hamba laki-laki yang beriman dari pada laki-laki yang musrik meskipun ia menajubkan bagimu. (Qs. al-Baqarah: 221)
Kehidupan pra-kelahiran manusia dapat dikelompokkan menjadi empat, penciptaan ruh, penciptaan jasad, pertemuan ruh dan jasad, serta usia empat bulan dalam kandungan hingga kelahiran.[2]
Dalam surat al-Hajj ayat 5 dijelaskan bahwasanya sebelum manusia diciptakan dari turaab (tanah) Nabi Adam sebagai manusia pertama jelas diciptakan Allah dari tanah (yang kemudian disempurnakan kejadiannya oleh Allah). Manusia-manusia selanjutnya diciptakan dari saripati tanah, yakni dari air mani (sperma) yag sebenarnya merupakan saripati makanan dan miniman yang berasal dari tanaman yang tumbuh di dalam tanah dan atau dari hewan yang makan tumbuhan yang mengandung saripati tanah. Begitu juga air yag diminum manusia berasal dari tanah.[3]
Al-Qur'an telah mengajarkan manusia bahwa manusia diciptakan dalam perut ibunya (proses pra-kelahiran) mengikuti proses tertentu. Periode pra-kelahiran (pra-natal period), mulai pada saat pembuahan (konsepsi) sampai pada saat kelahiran (kira-kira 38 minggu). Selama masa pra-kelahiran manusia mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam kehidupannya.
Saat ini ilmuwan membagi perkembangan pra-kelahiran (tahap perkembangan embrio) dibagi tiga periode utama,[4]
1. Tahap germinal (pra-embrionik)
Tahap ini merupakan awal dari kehidupan manusia, tahap ini dimulai ketika sperma mengalami fermentasiterhadap sel telur dalam pembuahan, yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara suami dan istri. Pada ini zigot dibentuk. Dalam berbagai ayat al-Qur'an dinyatakan bahwa pada tahap awal manusia diciptakan dari tetesan nutfah, misalnya dari ayat-ayat sebagai berikut:
أ لم يك نطفة من منيّ يمنى ثم كان علقة فخلق فسوى
Bukankah dia dulu berasal dari tetesan (nutfah) yang diteteskan ke dalam rahim, kemudian tetesan itu menjadi segumpal darah (‘alaqah), lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. (Qs. al-Qiyamah: 37-38)
و أنه خلق الزوجين الذكر و الأنثى من نطفة إذا تمنى
Dan Dialah yangmenciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan dari tetesan (nutfah) yang dipancarkan. (Q.S. An-Najm: 45-46)
قال له صاحبه و هو يحاوره أكفرت بالذي خلقك من تراب ثم من نطفة ثم سوّاك رجلا
Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya "apakah kamu kafir kepada Allah yang menciptakan kamu dar tanah (turob), kemudian dari tetesan (nutfah) lalu ia menjadikannya seorang laki-laki yang sempurna. (Qs. al-kahfi: 37).
2. Tahap embrio
Berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Pada tahap ini sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa. Beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan mata dan kaki mulai dapat dikenali.
Al-Qur'an juga telah membahas proses perkembangan tahap Embriologis tahap demi tahap dalam periode ini. Seperti yang dijelaskan dalam surat al-Qiyaman ayat 39 yang artinya: “kemudian tetesan (nutfah) itu menjadi ‘alaqah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikannya sepasang laki-laki dan perempuan”.
‘Alaqah dalam bahasa Arab mengandung pengertian sesuatu yang menggabung, sesuatu yang mirip lintah. Alaqahterus mengalami perkembangan sehingga tubuh menjadi lengkap. Al-Qur'an masih merinci tahap perkembangan embriologi berikutnya: pencipta yang paling baik. (Qs. al-mukminun ayat 14) “Kemudian tetesan itu Kami olah menjadi segumpal darah (‘alaqah) dan struktur itu Kami olah menjadi segumpal daging (mudhgah). Lalu segumpal daging itu menjadi tulang belulang (idham), selanjutnya tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, selanjutnya Kami jadikan makhluk lain dari bentuk sebelumnya Maha Suci Allah”.
3. Tahap fetal
Memasuki tahap ketiga dari kehamilan, embrio disebut fetus. Tahap ini berlangsung sekitar 30 minggu, mulai minggu kedelapan kehamilan sampai pada saat kelahiran. Pada tahap ini, tangan, wajah dan kaki mulai terlihat seperti bentuk manusia pada umumnya. Selain itu, otak juga telah terbentuk, dan mulai lebih komplek dalam beberapa bulan.
Lebih lanjut perkembangan embrio diterangkan dalam al-Qur'an sebagai berikut: “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya ruhnya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, perasaan dan pemahaman. Tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”. (Qs. al-Sajadah: 29)
[1] Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm.32
[2] Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia Seri Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.150
[3] Heri Jauhari Muchtar, Fiqh Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.60-61
[4] Aliah B. Purwakania, Psikologi Perkambangan Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 74-91
0 komentar:
Posting Komentar